Salah Diagnosis

Kamis, 27 Maret 2014
Berat badan Azam payah naiknya, ibu gak tau apa penyebabnya. Dokter bilang mungkin faktor keturunan. Bisa jadi memang, soalnya ayah memang kurus sementara ibu juga gak tinggi, pendek yang diperhalus, hehehheh. Seringkali orang-orang disekitar kita menanyakan soal berat badanmu. Aneh ya Zam, kenapa harus dibandingkan dengan anak-anak lain. Sementara bukan hal aneh kalau tiap anak memang beda-beda pertumbuhannya. Ibu makin terjepit waktu Azam kena demam selama 1 minggu di tambah batuk sampe hampir 3 minggu. Obat demam sudah habis 1 botol, obat batuk sudah masuk botol ke 3. Tapi belum ada tanda-tanda akan sembuh. Memang sih demam Azam hanya 4 hari. Selebihnya panas sedikit dengan suhu 37,5-38, itupun naik turun. Tapi justru kondisi naik turun itu yang bikin ibu risau. Masuk hari ke 6 ibu putuskan Azam ke rumah sakit. Karena demam sudah lewat 4 hari Azam harus di ambil sample darah dan ronsen siapa tahu batuk panjang itu ada efeknya ke paru-paru Azam. Menunggu dokter yang akan meriksa Azam butuh kesabaran lebih Zam. Dan setelah hasil di terima lebih terasa berat lagi ibu rasakan. Dokter yang meriksa Azam memutuskan Azam terkena flek paru atau bahasa lainnya TBC. Tuhan, ibu sempat gak percaya dan terdiam lama. Mana mungkin anak sekecil Azam yang baru berusia 2 tahun kena flek paru. Ibu akhirnya nyinyir, curhat tentang kondisi Azam sembari meyakinkan hati agar diagnosis dokter itu salah. Malang, dokter itu nggak mau dengerin curhat ibu. Dia cuma bilang, cerita ibu yang panjang lebar tapi karena Azam kena flek paru. Harus diobati selama 6 bulan. Kalau nggak sembuh akan dilanjutkan menjadi 9 bulan. What.. 9 bulan? fyuuh, ibu akur Zam. Apa boleh buat dokter sudah mengatakan kalo Azam kena flek paru. Jadi pengobatan awal akan kita lakukan. Dokter memberi Azam tiga jenis obat yang berbeda untuk di minum setiap pagi sebelum sarapan. Hari pertama, ibu semangat ngasih obat berharap Azam cepat sembuh. Hari kedua pun begitu. Dan selanjutnya. Sampai habis pengobatan di bulan pertama, ibu mulai curiga.
Post Comment
Posting Komentar