Sejatinya anak-anak dilahirkan dengan bakatnya masing-masing, hanya saja banyak orang tua yang tidak mengetahuinya. Bakat anak dapat diturunkan dari gen orang tuanya. Namun ada juga anak yang memang lahir dengan bakat tertentu. Bahkan tidak jarang bakat tersebut sama sekali tidak ada dalam turunan keluarga.
Anak dengan bakat-bakat keren ini mestinya diasah sejak dini agar lebih terarah dan fokus. Ada banyak loh, Bun. Tempat kursus yang bisa mengasah bakat anak kita. Selain itu sekolah TK atau PAUD biasanya juga dilengkapi dengan kunjungan ke tempat-tempat yang berhubungan dengan skill yang nantinya dapat berkembang. Misalnya disekolah anakku beberapa waktu lalu mengadakan kunjungan ke Vanhollano bakery. Toko kue ini memang sering membuka kelas bikin roti atau cake untuk anak pra sekolah.
Seminggu sebelum kunjungan anak-anak dilatih bagaimana berkomunikasi dengan orang yang baru dikenal. Ya, kan di sana banyak chef dan pegawai toko dan tentunya konsumen Vanhillano yang selalu ramai. Jadi kurang nyaman kan kalau anak-anak yang berjumlah 25 orang itu wara wiri. Jam 08:00 WIB pagi anak-anak berangkat naik mobil sekolah menuju ke Vanhollano. Sampai di sana anak-anak disambut ramah oleh manajer Vanhollanonya. Ada 25 kursi yang memang disesuaikan dengan jumlah anak-anak yang datang.
Setelah pengenalan dan nyanyi-nyanyi bareng. Anak-anak digiring ke ruangan khusus untuk mulai membuat roti. Eh tapi, bukan ngadon dari awal ya, Bun. Anak-anak hanya diajarkan bagaimana nguleni adonan yang sudah jadi. Kemudian di isi dengan dua isian yang berbeda, satu roti isi kelapa dan satunya isi srikaya. Anak-anak antusias banget ngikutin saran chef Indra yang hari itu ditunjuk oleh pihak toko sebagai pemandu.
Masing-masing anak mendapat dua buah adonan, mula-mula tangan diberi tepung terigu supaya ngga lengket. Kemudian di tipisin dengan roller kecil (sumpe rollernya imut banget bikin mupeng). Abis itu isi deh dengan srikaya atau kelapa. Suasana langsung riuh karena tangan anak-anak belum luwes megang adonan. Chef Indra sampe kewalahan diteriakin anak-anak.
"Chef adonanku ngga bisa gepeng"
"Chef tolong isiin....."
"Ibu...ibu..." >> ini sih anak gue yang lebih milih manggil saya ketimbang Chef Indra. hihihi
Acara bebikinan roti berakhir dengan tepung yang berantakan akibat keseringan digaplokin ke tangan. Bahkan beberapa anak jadi mainan tepung dari pada bikin roti. Setelah semua adonan selesai diisi, masing-masing di beri nama supaya kelihatan hasil karya siapa yang paling bagus untuk kemudian dinilai. Sambil menunggu roti selesai dipanggang, anak-anak diaja tour keliling dapur untuk melihat bagaimana proses pembuatan roti dari awal hingga jadi lengkap dengan bahan dasarnya.
Kegiatan seperti ini menurut saya sangat bermanfaat disamping sebagai pelajaran tambahan juga untuk melihat bakat anak. Walaupun hampir semua anak antusias sekali melihat proses dan mengikuti kelas bake tersebut namun tidak semua memiliki bakat di dapur loh. Dan kunjungan yang hanya sekali ini belum bisa menentukan kalau anak kita ada bakat jadi chef. Ini hanya awal saja, namun jika bunda sudah melihat anak bunda memiliki bakat atau keterampilan khusus meskipun masih samar-samar jangan dibiarkan ya, Bun. Cobalah sesering mungkin libatkan anak dalam kegiatan yang disukainya tersebut supaya bakatnya lebih terlihat dan bersinar.
Anak dengan bakat-bakat keren ini mestinya diasah sejak dini agar lebih terarah dan fokus. Ada banyak loh, Bun. Tempat kursus yang bisa mengasah bakat anak kita. Selain itu sekolah TK atau PAUD biasanya juga dilengkapi dengan kunjungan ke tempat-tempat yang berhubungan dengan skill yang nantinya dapat berkembang. Misalnya disekolah anakku beberapa waktu lalu mengadakan kunjungan ke Vanhollano bakery. Toko kue ini memang sering membuka kelas bikin roti atau cake untuk anak pra sekolah.
Seminggu sebelum kunjungan anak-anak dilatih bagaimana berkomunikasi dengan orang yang baru dikenal. Ya, kan di sana banyak chef dan pegawai toko dan tentunya konsumen Vanhillano yang selalu ramai. Jadi kurang nyaman kan kalau anak-anak yang berjumlah 25 orang itu wara wiri. Jam 08:00 WIB pagi anak-anak berangkat naik mobil sekolah menuju ke Vanhollano. Sampai di sana anak-anak disambut ramah oleh manajer Vanhollanonya. Ada 25 kursi yang memang disesuaikan dengan jumlah anak-anak yang datang.
Setelah pengenalan dan nyanyi-nyanyi bareng. Anak-anak digiring ke ruangan khusus untuk mulai membuat roti. Eh tapi, bukan ngadon dari awal ya, Bun. Anak-anak hanya diajarkan bagaimana nguleni adonan yang sudah jadi. Kemudian di isi dengan dua isian yang berbeda, satu roti isi kelapa dan satunya isi srikaya. Anak-anak antusias banget ngikutin saran chef Indra yang hari itu ditunjuk oleh pihak toko sebagai pemandu.
Masing-masing anak mendapat dua buah adonan, mula-mula tangan diberi tepung terigu supaya ngga lengket. Kemudian di tipisin dengan roller kecil (sumpe rollernya imut banget bikin mupeng). Abis itu isi deh dengan srikaya atau kelapa. Suasana langsung riuh karena tangan anak-anak belum luwes megang adonan. Chef Indra sampe kewalahan diteriakin anak-anak.
"Chef adonanku ngga bisa gepeng"
"Chef tolong isiin....."
"Ibu...ibu..." >> ini sih anak gue yang lebih milih manggil saya ketimbang Chef Indra. hihihi
Acara bebikinan roti berakhir dengan tepung yang berantakan akibat keseringan digaplokin ke tangan. Bahkan beberapa anak jadi mainan tepung dari pada bikin roti. Setelah semua adonan selesai diisi, masing-masing di beri nama supaya kelihatan hasil karya siapa yang paling bagus untuk kemudian dinilai. Sambil menunggu roti selesai dipanggang, anak-anak diaja tour keliling dapur untuk melihat bagaimana proses pembuatan roti dari awal hingga jadi lengkap dengan bahan dasarnya.
Kegiatan seperti ini menurut saya sangat bermanfaat disamping sebagai pelajaran tambahan juga untuk melihat bakat anak. Walaupun hampir semua anak antusias sekali melihat proses dan mengikuti kelas bake tersebut namun tidak semua memiliki bakat di dapur loh. Dan kunjungan yang hanya sekali ini belum bisa menentukan kalau anak kita ada bakat jadi chef. Ini hanya awal saja, namun jika bunda sudah melihat anak bunda memiliki bakat atau keterampilan khusus meskipun masih samar-samar jangan dibiarkan ya, Bun. Cobalah sesering mungkin libatkan anak dalam kegiatan yang disukainya tersebut supaya bakatnya lebih terlihat dan bersinar.
Post Comment
Posting Komentar